Saturday 7 December 2013

Risalah untuk Amakusa




Surat untuk Amakusa
Apa kabar keluargamu Fer.?
Bagaimana menurutmu aku dimata bapak dan budemu.?

Abang berniat main ke Jogja lagi u/ melanjutkan niat abang. Abang  harus ketemu Feri, mungkin abang akan mengajak kakak abang, dan sebaiknya kmu juga ditemani sama orang dewasa yg kamu percaya dan kamu hormati,,,setelah kita ketemu, baru abang bersilaturahim ke bapakmu.

Tujuan abng ke Jogja adl u/ menemuimu, terserah Feri mau mempermudahnya ato menyulitkan abang, krn abang ke Jogja pun gak tau dimana persis keberadaan Feri. Abang harus cepat2 mengetahui kebenaran hatimu secara langsung, bukan melalui telfon ato sms, apalagi melalui org lain, krn abang tdk percaya apapun selain dari matamu, ya…matamu… abang menyerahkan semuanya sama Feri,  sebagai muslimah yg baik, kmu pasti tau sikap dan langkah apa yg terbaik yg bisa kamu lakukan thd situasi kita skrg.

Abng  memaklumi dan memahami kebisuanmu, pastinya ada laki2 yg lebih peduli dan lebih perhatian thd Feri secara nyata, jika Allah tdk meridhoi hajat abang u/ mengkhitbah kamu, Allah pasti akan memberi  jalan lain walopun sulit u/ diterima dng ikhlas. Abang melepaskanmu bukan krn abang tak sayang lagi sama Feri, tpi abang tau sekuat apapun abang menyayangimu, kamu akan tetap memilih laki2 no.7 itu.

Namamu tidak asing bagi lidahku,,,semoga kita semua mendapat pasangan yg terbaik u/ kita semua,,,aamiin

Saturday 2 November 2013

Ta'aruf Story









Kisah Ta'aruf (part 1)
saya menikah dengan suami saya tepat d tanggal 12 feb 2011. berarti sudah setahun usia pernikahan kami. alhamdulillah

saya dan suami mengenal lewat proses bernama ta'aruf. saya dan suami dpertemukan oleh Allah lewat perantara seorang psikolog bernama bu diana. waktu itu tahun 2010 di bulan maret saya di panggil ke ruang psikolog. waktu itu saya gak pikir macam2 karena guru d sekolahku kadang emang suka dpanggil oleh psikolog buat ngobrol2 tentang perkembangan anak murid (saya mengejar di satu preschool di daerah cipinang muara). saya kira, saya mau ditanya tentang anak murid si a dan si B.

ternyata.... di luar dugaan bu diana mengajukan tanya: "bu tanty, serius udh pengen dan siap menikah?" (pernah di suatu forum sambil becanda saya bilang udh pengen nikah nih. hehehe.. saya dan teman2 emang suka becanda. asyik sekali formasi guru2 di preschool tempat saya mengajar. kami dekat sudah layaknya saudara apalagi saya anak rantau senang sekali bisa nyasar di tempat ini. rekan kerja yg baik, kepsek yg perhatian, psikolog yang no profile, penjaga sekolah yang seru, dll)

kaget dan senang mendengar pertanyaan ini (saya udh bs nebak arahnya nih. hihihi..)
saya jawab pendek: "udah," dengan intonasi tidak menyakinkan.
bu diana: "orang tua gimana?"
saya: orang tua insya allah mengijinkan walapun sebenarnya mereka mengharapkan saya selesai kuliah dulu"
bu diana: begini bu tanty, ada ikhwan nih yang siap dan sedang mencari juga. kira2 bu tanty siap tidak?"
saya: (diam)
bu diana: ikhwannya masih kuliah juga, tp memang sedang bermasalah nih kuliahnya dan dia butuh seorang motivator yang bs memotivasinya.
saya: (waduh)
bu diana: ayahnya sudah tidak ada, tinggal bersama ibunya dan kakaknya yg belum menikah. bagaimana?
saya: yaa....
bu diana: gini aja deh, saya kasih bu tanty waktu untuk berfikir sampai hari jumat. kalau bu tanty memang siap, saya tunggu plus biodatanya ya.
saya: (diam)
bu diana: jodoh itu kan rahasia allah bu tanty. saya cuma berusaha membantu. hasil akhirnya Allah yang menentukan.

kira2 begitulah percakapan saya dan psikolog sekolahku itu.
singkat cerita jumat pun datang. dan saya tidak siap dengan biodata saya.
apa saya tidak siap??? tidak!! SAYA SIAP! tapi saya belum menyiapkan biodata. hehehe.. blm dketik euy.. maklum dulu blm ada notbuk inih. masa mu ngetik dan print biadata ta'aruf d rental, malu dong sama abnag rentalnya. hehehehe...

lalu, hari selanjutnya saya ikut ngetik di laptop temen (namanya Sari, temen satu jurusan. tks sari...)
hari berikutnya lagi saya serahkan biodata itu sama ibu psikolog (waktu itu bln april)
bu diana menerima biodata saya sambil berpesan.
bu diana: "sambil menunggu biodata ikhwannya, bu tanty banyak2in berdoa aja dl sama Allah memohon yang terbaik."
saya: "mmmmm" (dengan anggukan kepala, sambil harap2 cemas :)

waktu berlalu, bulan april sudah lewat..
tapi blm ada biodata ikhwan yg datang
hehehe
biasa aja sih nyantai, tp kok blm ada yah, keenankan ikhwannya dong. terlalu lama pegang biodata aku, di situ kan ada foto aku. huhh jadi takut di apa2in tuh foto :) bukan apa2, klw dipajang di tembok sih gpp, tp klw di taro di kolong dapur buat nakut2in tikus. apa jadinya?? (padahal foto itu foto tercantik yg aku punya, hihihi..)

bulan mei datang.. aku sambut dengan senang
gak rugi juga menyambut bulan ini dengan ceria... karena aku mendapatkan kado istimewa ;)
jrengg.. jrenggg.. jrengg... dua lembar biodata dalam amplop coklat ukuran kuarto!
wuihhh.. ada fotonya juga. bu diana yg mengeluarkan foto itu, ini foto keluarganya (saya disuruh nebak sendiri kira2 orangnya yg mana)
saya: "ini ya bu," (ihhh kok gak cakep ya:(
bu diana: (angguk kepala)
saya: (kecewa) hhihiii..
gak susah nebak, ikhwan itu di antara keluarganya, soalnya cm ada 3 laki2 disana. satu udh tua (yaa pasti alm. bapaknya) yg satu lg deket anak kecil dan posisinya berdiri, yg satunya lagi posisinya jongkok (ahhh, yg jadi adik biasanya suruh ngalah nih. si kakak pasti yg "lebih tinggi" (posisi berdiri) dan sang adik "yg lebih rendah" (posisi jongkok). jadi aku nebak dia mungkin yg posisi jongkok. ehh, ternyta tebakanku bener :) ahh, tapi gak ganteng :(

bu diana: "bu tanty, boleh bawa dulu fotonya sambil dpelajari biodatanya. nanti klw sdh ada jawaban dari bu tanty kabari saya ya."
saya: "iya, makasih bu.." (tp gak ganteng. heheheh..)

cerita selanjutnya saya lupa bagaimana saya dan dia akhirnya sampai juga dipertemuan (dpertemukan antara saya dan dia untuk pertama kalinya di rumah murrobi saya/ guru)
di sepanjang perjalanan ini, saya trs berusaha mencari "siapa dia sebenarnya"
saya tanya2 bu diana (bagaimana orangnya/ karakternya). saya tanya pendapat murrobi saya, saya curhat sm temen saya. dan alhamdulillah saya tidak salah memilih teman curhat karena ternyata teman curhat saya ini mengenal si ikhwan :) bagus!! ini kesempatan untuk tanya2 ttg dia. hahaha...

banyak info, jadi simpang siur...
apalagi ketika saya mencoba mencari tau siapa dia lewat dunia maya. hikksss.. hikkssss..
jadi semakin bimbang karena jujur info2 dari dunia maya itu mengecewakan saya ( dia tdk seperti yg saya harapkan)

kembali ke ibu psikolog, yang menanyakan bagaimana kelanjutannya..
saya jadi curhat deh, setelah memberi masukan dan pandanngan ibu psikolog menyerahkan keputusannya pada saya. solat istikhoroh, itu saran ibu psikolog pada saya.

solat istikhoroh dilaksanakan, tapi kemantapan blm juga datang
tapi keputusan hrs cepat diberikan. proses ini tidak bs trs menggantung...
ahh, dgn mengucap bismillah saya jawab lanjut untuk proses lbh jauh lagi (datang ke orang tua) meskipun info dari dunia maya mengecewakan saya. ahh, tapi berbekal, si ikhwan adalah kenalan bu psikolog yg baik, saya berusaha untuk menyakini bahwa dia juga orang yg baik. bukankah ada hadits yang mengatakan, klw mau tau dia siapa dan bagaimana lihat saja temannya, begitulah kira2 maksud pesan hadits yg saya tau.

to be continue..







Kisah Ta'aruf (part 2)
Singkat cerita, datanglah ia ke rumah orang tua saya ditemani seorang temannya. ketika kedatangan pertama dia ke rumah, saya sama sekali tidak keluar untuk menemui ataupun sekedar menyambut kedatangannya. itu memang keputusan saya sendiri, sebelum ia datang saya sudah bilang pada orangtua saya, "bapak aja yang ngajakin ngobrol, ade gak mau keluar." gitu deh..

pertemuan pertama pun selesai, ia kembali pulang. selepas ia pulang, bapak gak ngomong apa2, baru pas malem bapak ngomong tanpa saya tanya.
bapak: kok tadi laki2nya diem aja de? yang mana sih orangnya?
saya: (lha???) (bapak sebenarnya tau orangnya yg mana karena sdh aku kasih liat fotonya tapi mungkin karena ketika pertemuan dia lebih banyak diam dan temannya yg lebih vokal, bapak jadi mengira ikhwannya itu yg temennya itu (yg belakangan saya tau namanya "nitttt"(sensor). hehehe
bapak: kok kenapa dianya diem aja, bapak malah ngobrol sama temennya. (bapak malah simpati sama temennya.. walah2, gimana ini??)
bapak lagi: padahal kan dia yang punya tujuan
saya: ya mungkin karena dia yg punya tujuan pak, jadinya dia grogi, malu, takut salah ngomong. lha temennya mah kan gak punya tujuan jadi cuek aja. (saya berusaha belain dia. haha.. padahal sih, ngapain juga saya belain ya?? hehe)
bapak: "dianya emang serius?"
saya: "lha serius pak, lha udah dateng ke sini mau ngapain?" (saya jadi aneh sama pertanyaan bapak................... dan saya mencium bau keraguan dari pertanyaan bapak.
saya: jadi.............
(terjadilah obrol2 panjang tentang dia, antara saya, bapak, dan mamah)
Alot... sangat alot... mengingat saya dan dia sama2 masih kuliah (tapi sama2 udah kerja juga). apalagi saya sendiri juga belum yakin.

ya Allah.. tapi prosesnya udah sejauh ini. tidak mungkin saya akhiri begitu saja, kalaupun mau saya akhiri harus dengan cara yang baik.
jujur walaupun saya kecewa dengan "kepasifannya" waktu bertemu dengan bapak, tapi saya harus tetap menghargai keberaniannya datang ke rumah. (bagi saya itu sudah nilai lebih yg harus di hargai)

bagaimana cerita selanjutnya..
to be continue









Kisah Ta'aruf (The Last)
bagaimana detail ceritanya saya lupa yang pasti proses ini trs berjalan walaupun sangat lambat. mengingat ada hambatan dari keluarganya dan keluargaku (privasi.. )

saya lupa.. saya lupa.. saya lupa
yang pasti AKHIRNYA..
ia datang melamar saya bersama keluarganya
huuuufffh... alhamdulillah
(hari bersejarah ia melamar saya, saya tidak ingat tanggalnya)

karena lupa detail2 ceritanya dsingkat aja yah.
kemudian, selang 3 bulan berlangsunglah akad nikah itu..
ciee.. cie....
(mengucap syukur pada Allah)

Refleksi: jodoh memang benar2 Allah yang menentukan. siapa jodoh kita, itu sudah tertulis di lauh mahfuzh. sedangkan kapan waktunya kita bertemu dengannya itu bergantung pada langkah2 kita dalam menapaki jalan jodoh kita. Subhanallah.







Tuesday 29 October 2013

Meluluhkan Hati Seorang Istri


20 Apr Bismillahirrohmaanirrohiim
Ketika saya menuliskan judul ini ego saya sebagai seorang wanita muncul, ya ego karena berharap seorang suami di manapun dapat memperlakukan yang terbaik untuk istrinya, dan ini yang berbicara dari pihak wanita wajar apabila saya sebut ego.
Mudah sekali sebenarnya untuk meluluhkan hati seorang istri namun ada beberapa orang tak tau bagaimana cara memperlakukannya di hadapan istrinya. Jadi saya menulis ini agar para suami mudah membuat istrinya jatuh bertekuk lutut dihadapannya (maaf agak lebay).
Untuk keluarga yang tinggal bersama
1. Komunikasi sangat penting
tanyakan/bicarakan bersama istrimu apa yang dia rasakan karena kadangkala wanita tak mau/malu mengungkapkan isi hatinya sebelum ditanyakan olehmu.
suami : “sayang capek ya?”
istri : “ga kok mas” (sebenernya ga mungkin sang istri bilang capek itu sama saja mengurangi pahalanya sebagai istri)
suami : “sini mas bantu” (kata-kata ini akan membuat sang istri luluh karena merasa ada seseorang yang bersedia menemani di kala ia susah atau lelah, lakukan saja apa yang bisa kamu lakukan selama itu membantu pekerjaan istri)
2. Menggantikan perannya ketika sakit
bayangkan jika dua hari saja istrimu sakit dan saat itu kamu sudah memiliki seorang anak apa yang terjadi? rumah berdebu, pakaian kotor menumpuk,piring kotor, tidak ada yang menyiapkan makanan, tidak ada yang merawat anakmu. Jika memang tidak bisa menggantikan perannya sepenuhnya setidaknya bantulah meringankan pekerjaannya. Perhatianmu dalam bentuk itu akan mempercepat kesembuhan sang istri (biidznillah) karena tak ada istri yang tega membiarkan suaminya melakukan itu semua sendirian.
3. Belikan Hadiah
pernah mendengar hadits saling memberi hadiahlah kalian maka kalian akan saling mencintai, wanita mana yang tidak senang diberi hadiah, setiap wanita pasti menginginkannya tidak perlu mahal yang penting hal itu berguna buat istrimu.
4. Mendengarkan
ini sangat penting buat tipe istri yang sifatnya terbuka, penting sifat ini dimiliki oleh sang suami karena siapa lagi tempat ia bercerita kalau bukan dirimu orang yang paling dekat. kalau sifat ini sudah tak lagi ada bisa saja istrimu punya tempat curhat yang lain.
5. Menghargai
Hargailah pendapat istrimu, jangan selalu merasa benar. Apalagi jika seorang suami pandai menghargai karya-karya istrinya, berilah sedikit pujian apabila masakannya enak hasil pekerjaannya rapih, sedikit pujian akan memberikan energi positif untuk istrimu lebih bersemangat melakukan hal itu semua untukmu.
Suami : “de, masakannya enak deh”
istri : “yang bener mas?”
suami : “iya”
istri : “besok-besok akan kubuatkan menu spesial lagi untukmu”
6. Menerima
Menerima kekurangan istri atau mensyukuri apa yang ia punya akan membuat kita merasa kaya dibandingkan terus mengolok-olok kekurangan istrimu, lebih baik memperbaiki kan daripada merusak?
7. Perhatian
untuk suami istri yang tinggal berjauhan point satu dan point tujuh sangat penting, jangan biarkan istrimu merasa sendiri, berilah perhatian sedikit untuknya seperti ucapan salam lewat sms, atau tanya kabar, tanya kegiatan, apapun yang membuat dirimu seakan-akan selalu ada di sampingnya. Itu akan membuat istrimu nyaman dan akan memupuk cinta di antara kalian berdua
Segini dulu tulisan saya jika ada yang ingin menambahkan silahkan tambahkan di ruang komentar..
Maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan’
Bandung, 20 April 2012


Sumber : http://hanaziza.wordpress.com/2012/04/20/meluluhkan-hati-seorang-istri/