Saturday 31 August 2013

Cukup Sudah


cukup sudah..


by SemiLir Thimoer Angiend (Notes) on Wednesday, August 17, 2011 at 10:37pm

aku dibisukan lagi tanpa nyali
dibungkam pekat malam tak berbintang
angan yang tercabik
sendu pilu menangis tiada harap

ragu untuk berdiri
bimbang tuk melangkah
ragu kedepan enggan melangkah mundur
mati rasa dalam kungkungan dilema

jauh tenggelam terhanyut sunyi suasana langit
tercekam dingin tikaman tajam bulan sabit
meronta sekuat raga...sia-sia
cukup sudah malam ini

haru jiwa merangkai derita
merana tanpa ujung kepastian nyata
tanpa daya tanpa cahaya...cukup sudah..
berakhirlah sudah,,,,


amakusa,14-02-2009

Pengertian Hanif dalam Al-Quran



Menurut bahasa, istilah hanif berasal dari kata kerja hanafa yang mempunyai arti cenderung dan jamaknya dari hunafa berarti yang lurus atau betul. Dalam bentuk lain berarti lurus. Hanif biasa diartikan setiap orang yang mengikuti agamanya Nabi Ibrahim. Hanif juga diartikan ikhlas, jujur tiada bercampur dengan ingatan yang lain sebab mustahil bahwa ada yang lain yang bersekutu dengan­Nya.
Hanif juga dapat diartikan dengan orang yang menyerahkan urusannya kepada Allah dan tidak mengalihkannya pada yang lain. Artinya setiap orang yang berserah diri kepada perintah Allah dan tidak berpaling sedikit pun dinamakan hanif.
Selain itu, hanif juga diartikan suatu proses pencarian kebenaran secara tulus dan murni. Sejalan dengan sikap manusia yang memihak pada yang benar dan yang baik (fitrah). Pencarian kebenaran secara tulus dan murni dengan sendirinya menghasilkan sikap pasrah kepada kebenaran dan sikap keberagaman yang benar akan memberikan kebahagiaan yang sejati.
Menurut istilah, hanif memiliki banyak makna, namun dalam hal ini penulis akan mengemukakan pengertian menurut muffassir, yaitu:
  1. Orang yang meninggalkan atau menjauhi kesalahan dan mengarahkan dirinya kepada petunjuk.
  2. Orang yang secara terus menerus mengikuti kepercayaan yang benar tanpa keinginan untuk berpaling dari padanya.
  3. Seseorang yang cenderung menata perilakunya secara sempurna menurut Islam dan terus menerus mempertahankannnya secara teguh.
  4. Seseorang yang mengikuti agama Nabi Ibrahim. Karena agama Ibrahim itu disebut juga hanafiyah atau hanifiyyah.
Agama Ibrahim disebut hanifiyyah karena Ibrahim adalah imam pertama yang melakukan sunnah menyunat laki-laki, karena itu siapapun yang menyunat dirinya dengan mengikuti sunnah Ibrahim harus dianggap pengikut Islam Nabi Ibrahim, sehingga ia seorang hanif.
Secara historis Nabi Ibrahim tampil lebih dulu dari Nabi Musa dan Isa, dan ketika disebutkan bahwa Ibrahim itu seorang hanif dan muslim, maka pengertiannya ialah ia mengikuti jalan hidup kebenaran yang asli yang tidak berubah sepanjang masa.
Kemudian Nabi Muhammad diperintah untuk mengikuti ajaran Nabi Ibrahim itu. Dan barang siapa membenci agama Ibrahim ia berarti membenci dirinya sendiri. Karena dikatakan dalam sabda Nabi bahwa sebaik-baik agama di sisi Allah adalah al-hanifiyyah al-samhah.
Maka agama Islam disebut disebut juga al-din al-hanif karena ia bersih dari segala bentuk kesyirikan. Dalam suatu hadits dinyatakan:
Aku (Muhammad) diutus membawa al-hanifiyah al-samhah (agama hanif yang mudah). (H.R Ahmad).
Menurut Hamka, agama hanif diartikan lurus maksudnya yaitu menuju Tuhan, tidak musyrik, tidak mempersekutukan yang lain dengan Allah karena yang lain tidak ada.
Referensi Makalah®
sumber : referensimasalah.com

My Little Angels

Muhammad Fahri



Andien
Razaan M. Ikhsan


I HOPE,,,,


I HOPE

ya Robb...
biLa Engkau mengutus malaikat maut tuk menjemputQ dmalam yg sunyi ini,
izinkan ucapan maafQ bertaburan diseluruh pelosok kerajaanMU atas sgaLa dosa dan saLah yg tLah Qperbuat,
izinkan malam ini menjadi malam yg indah bagiQ dan org2 yg Qcintai.dimana QLihat mrk tetap bahagia meski QtLah tiada.
izinkan kpergianQ mmbawa knangan yg mnciptakan semangat yg tak mudah pudar.
izinkan smua amalanQ tlah Engkau terima serta dosaQ tLah Kau ampuni.
izinkanQ trbang ringan dg tenang tanpa beban & tersyum cerah..

Lyrics Nasyid Penantian


"Penantian..."




Penantian adalah suatu ujian,
Tetapkanlah ku slalu dalam harapan,
Karena keimanan tak hanya diucapkan, adalah ketabahan menghadapi cobaan.
Sabarkanlah ku menanti pasangan hati,
Tulus kan kusambut sepenuh jiwa ini,
Di dalam asa ini menjemput berkah-Mu,
tibalah izin-Mu atas harapan ini.
Rabbi, teguhkanlah ku dipenantian ini,
Berikanlah cahaya terang-Mu selalu,
Rabbi, segala upaya hambaMu ini hanyalah bersandar semata kepadaMu.
Rabbi,ridhailah penantianku ini,
Hadirkanlah ketentraman di dalam hati,
Rabbi, hanya Pada-Mu lah  doaku ini
Duhai tempatku mengaduh segala rasa diri…

Thursday 29 August 2013

Tentang Tawa dan Tangis Yang Menyatu


"tentang tawa dan tangis yg menyatu"

 

by SemiLir Thimoer Angiend (Notes) on Sunday, March 27, 2011 at 8:44pm



Hanya menangis sendiri disudut keramaian hati
Meneteskan air mata hanya demi kesakitan hati yg  tak kunjung terobati
Kepergiannya dari hati yg tak tau entah kapan akan kembali
Hanya perasaan smakin jauh dan jauh yg selalu mencoba menghantui setiap derap langkah dan semangat yg sudah susah payah Q dapatkan

Tapi haruskah aku merasa kehilangan??
Apakah aku bisa mLpakanY?

Diatas smua itu.aku msih slalu berusaha tersenyum mzki hatiku ngiLu(kayak sakid igigi)dan ngilu itu rasaY gak bisa terabaikan.dan bila ngiLu itu kambuh >>>>busshyeet dah rasanya…liyer…diri ini rasanya kembali melayang sdikit ke masa lalu-saat mengingat kenangan2 indah  yg kini super menyakitkan..saat  mengharapkan senyum sapanya di tiap2 hariku biar lebih full spirit yg sekarang sama skali gag kubiarkan smua itu “penting” buat aku. kayak pengen hilang ingatan(tp gag  dheenggg…..)kalo ilang ingatan ntar aku lupa sama wajahku yg imut ini gmn?? (hhhueeeekkzzz)
Astaghfirullahaladzim…..kucabut kata2Q,,

Trus kalo air mata menetes apa ya bisa truss ktawa-ktawa?mau liat suLe n the genk  tivi malah gag ada gambarY,(persis kayak dengerin radio)
_Sule siaran rame-rame di  kotak hitam tanpa gambar_. Hufffhhh

Tawa dan tangis memang unik. Aneh mreka yg bilang kalo nangis itu “cengeng” dan ktawa2 itu ’’wak2 an”(lebay).
Biarlah,,,,, yg penting gag cengeng n gak lebay ketawaY

“Disaat aku tertawa ,disaat itu pula aku menangis
Dan saat aku menangis, saat itulah aku tertawa
Tawa dan tangis adalah satu.
Bukan tawa sendiri bukan tangis sendiri
Meski  kadang ingin sendiri saat menangis.
Aku bisa tertawa dan menangis,tapi aku tak begitu hoby tertawa dan aku bukan cengeng.meski aku bukan cengeng aku tidak benci menangis,apalagi benci tertawa. Dan aku sama sekali tidak membenci keduanya.

Hmmm,,,
Hidup memang mengajarkan banyak hal,yg tak terhitung dan tak ternilai. Mengajarkan kita tertawa dan diam-diam mengajarkan menangis ketika datang  derita.
Tapi……
Jangan terus2an tertawa ketika  bahagia, dan jangan terus2an menangis ktika datang  derita. Kebahagiaan dan penderitaan itu berjalan bersama dan bersatu.
Sama persis seperti tawa dan tangis

Once Again…
Aku tidak pernah membenci tertawa, karna disaat aku tertawa disaat itu pula aku menangis.
Dan tidak pula aku akan membenci menangis, karna disaat aku menangis disaat itu pulalah aku tertawa…

Satu Tanya  terakhir,,tanpa merasa kehilangan dan tanpa berusaha melupakan.

Seperti apakah seorang hamba yg dipandang ridho?jawabannya adalah….
”bila baginya,Penderitaan sama menggembirakannya dengan anugrah”

Smoga Allah menjadikan diri kita Ridho mnerima stiap kehendak­-Nya..
Karna smua ketentuan hanya miLik Allah,,
amin
:)

Ketika Kemandirian Menjadi Langka


Ketika Kemandirian menjadi Langka
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_dEzd5eQgCfO_YrjgmQ-vsMNXYrqeiVtcfDUUNXvWwcvWNmjyBXK2htNritUAHeDochFdZE3RgsaebbuKbX_Ez4E4a75fGL6qHSOrSPjl8kuWCxfA6gDc__qvNDWJBmRUu3ZQMUcUxLfN/s200/mandiri.jpg
“Mama, buatkan aku kue kesukaan ku..”! “Ayah, antar aku ke sekolah.. “!,” Mba, ambilkan seragam ku...”!!, “Bi, ikatkan sepatu ku...”!! “kaka, kerjakan PR aku dong...”
Pernah mendengar teriakan-teriakan semacam demikian? Atau kalimat perintah sejenis yang lain, yang menunjukkan ketidak mandirian seorang anak. Kemanjaan dan sifat kekanakan yang melekat pada diri seorang anak, sesungguhnya bentukan dari lingkungan. Dan terkadang orang tua memiliki andil besar dalam pembentukkan karakter seperti ini. Orang tua yang over protective menyebabkan anak menjadi ketergantungan kepada siapapun. Saya faham, mana ada orang tua yang tidak sayang pada anaknya dan selalu berusaha memberikan yang terbaik, yang mampu mereka lakukan. Hanya saja, pertanyaan saya, “sampai berapa lama anda mampu melindungi dan melayani anak anda?”, terbayang kah jika nanti, pada suatu saat anda sudah tidak lagi bersama dengan anak anda, kepada siapa dia akan meminta bantuan?

Mental yang terbentuk kelak, mereka akan menjadi orang yang selalu memposisikan sebagai akibat, dan selalu menyalahkan orang lain (tidak bertanggungjawab).  Bisa dibayangkan jika sifat ini melekat pada diri anak anda, bahkan menjadi identitasnya (#jangan sampe kejadian). Zaman yang akan dilewati sang anak akan jauh berbeda dengan zaman saat ini yang tengah kita jalani. Mereka kelak akan berkompetisi dengan zaman yang berbeda, yang bisa jadi lebih keras. Nasibnya digantungkan kepada orang lain, sebab anak ini tidak akan mampu bertanggung jawab pada dirinya sendiri, dia tidak akan pernah ambil posisi sebagai penyebab, cendrung pasif dan akan menyalahkan keadaan dan orang lain.

Di Quantum Student (QS) kami menterapi masalah kemandirian ini, dengan cara memberikan motivasi, memberi gambaran yang jelas tentang masa depan seperti apa yang kelak mereka hadapi. Ketika siswa memiliki permasalahan tentang pelajaran/tugas yang diberikan sekolah, kami membantu menyelesaikannya tapi tidak mengerjakannya. Memang butuh waktu lama, namun kami mengedepankan bahwa tugas itu adalah tanggungjawabnya, bukan tugas kami yang harus mengerjakannya. Kami pun, cross check kepada orang tua di rumah dengan menanyakan progres terapi ini, InsyaAllooh hasilnya cukup memuaskan. Bahkan ada orang tua yang mengaku, bahwa kini anaknya sudah mau belajar, tanpa orang tuanya memerintah atau bahkan memarahinya.